Perbanyakan Vegetatif dan Penanaman Waru (Hibiscus tiliaceus) untuk Kerajinan dan Obat
Benih suatu pohon merupakan hasil penyerbukan dari pohon-pohon lain sejenis yang berada di sekitarnya, sehingga keturunan yang akan diperoleh tersebut kecil peluangnya untuk memiliki sifat yang sama dengan sifat induknya. Jika pohon-pohon di sekitar merupakan pohon berkualitas baik, maka peluang menghasilkan keturunan yang baik bisa muncul, namun juga sebaliknya jika pohon di sekitar adalah pohon-pohon jelek, maka peluang keturunan yang bersifat jelek juga bisa muncul. Oleh sebab itu pembuatan bibit dari benih memiliki kelemahan dalam hal mengontrol penyerbukan dari pohon lain.Agar diperoleh keturunan yang mirip dengan pohon induk, maka perlu dilakukan pembibitan secara vegetatif atau dalam hal ini membuat klon dari individu tanaman dengan karakter yang diinginkan persis sama dengan induknya. Di samping itu, pembiakan vegetatif terutama cangkok dan setek pada dasarnya membuat tanaman dari bagian vegetatif pohon induknya yang sudah dewasa, maka tanaman baru yang dibuat juga mampu berproduksi (misalnya buah) dalam jangka waktu yang lebih cepat. Beberapa teknik pembibitan vegetatif yang telah dikenal luas antara lain : setek, okulasi, sambung, dan cangkok. Selain itu pembiakan vegetatif merupakan alternatif regenerasi bagi tanaman yang sulit diperbanyak dengan biji, seperti halnya waru. Benih Waru agak sulit didapat karena buahnya banyak yang rusak akibat diserang ulat. Jika memperoleh benih, hasilnya juga tidak memuaskan, karena setelah ditabur benihnya banyak yang tidak tumbuh. Oleh karenanya penulisan buku ini ditekankan pada keberhasil tumbuh dari teknik vegetatif yang mampu menghasilkan tanaman baru yang lebih tinggi keberhasilannya dari pada teknik generatif.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain